Hello ma freeen. Pandemi ini emang bikin orang jadi nggak waras ya lama-lama. Dengan semua berita dan isu yang beredar, kemudian menghasilkan ketakutan pada diri kita sendiri juga, ditambah hoax yang nggak tanggung-tanggung ngaconya, bikin stress. Karena aku cenderung introvert, untuk menghadapi stress biasanya aku cuma butuh waktu buat me-time dengan nonton film, dengerin musik, baca novel, pokoknya cukup diem di kamar kontrakan selama sehari atau dua hari cukup, tapi kali ini enggak. Aku butuh liburan. "We need to go outsideeee", teriakku kepada diriku sendiri. "Yes, we have tooo" jawabku kepada diriku sendiri di dalam hati. Emang udah stress banget sampe ngomong sendiri jawab sendiri.
Dan akhirnya pada suatu pagi yang nggak cerah-cerah amat, aku, Masku dan istrinya pergi ke Bogor. Sebenarnya rencana kami ini udah lama. Intinya kami pengen pergi bertiga, ya liburan kemana gitu. Setelah menimbang beberapa tempat akhirnya kita memutuskan pergi ke Kebun Raya Bogor naik KRL. Untuk tarif KRL dari Stasiun Cikarang ke Stasiun Bogor bisa dilihat di google ya teman-teman soalnya aku lupa hehe. Selain wajib pake masker dan melakukan physical distancing, naik KRL dari jam 05.00 sampai pukul 10.00 wajib menggunakan lengan panjang, ini kata petugasnya ya. Kayaknya untuk kepentingan pencegahan penyebaran covid gitu deh, maksudnya biar nggak langsung bersentuhan dengan kulit (kayaknya). Soalnya masku kemaren dicegat oleh petugas di Stasiun Cikarang karena mengenakan kemeja lengan pendek waktu itu, untung jaketku oversize dan masku bisa pake jaketku dulu. Tapi saat kita transit di Stasiun Manggarai, kami menemukan penumpang yang hanya mengenakan celana kolor dan kaos oblong pendek dan itu masih sekitar jam 07.00. Nggak ngerti lagi deh -_-
 |
Stasiun Cikarang |
 |
Suasana KRL pagi hari
|
 |
Aku hehe
|
 |
Pemandangan di depanku
|
Kami sampai di Stasiun Bogor sekitar pukul 8, sesuai rencana. Karena kami kelaparan, kami memutuskan untuk makan roti bakar dulu bekal yang sudah dipersiapkan mbakku dari rumah. Dari Stasiun Bogor ke pintu masuk Kebun Raya Bogor cukup jauh, sebenarnya kami bisa menggunakan angkot tapi kami memutuskan untuk jalan kaki karena ingin memberi makan rusa di sekitar Istana Bogor. Untuk memberi makan rusa tidak perlu khawatir teman-teman, karena di sekitar istana terdapat abang-abang yang berjualan wortel, jadi kita tinggal bayar saja kalo punya duit, kalo enggak yaudah jangan beli hehe.
 |
roti bakar terenak (karena kelaparan) walaupun sedikit gosong
|
 |
cukup ramai untuk hitungan pandemi covid
|
 |
rusa pilih kasih, wortelku tidak dimakan :(
|
 |
three of us
|
 |
me hehe
|
 |
Istana Bogor kecil banget di foto ini |
|
|
Setelah berjalan sekitar 15 menit dan jajan cilok dulu disertai drama nggak nemu tempat sampah di sepanjang jalan menuju kebun raya, kami sampai di pintu masuk Kebun Raya Bogor. Nggak ngerti kenapa nggak ada tempat sampah di sepanjang jalan di luar istana. Ya menurutku harusnya ada tempat sampah sih, apalagi di jalan itu banyak orang yang berlalu-lalang dan tentunya agar orang-orang kayak aku yang suka jajan nggak memutar otaknya mau nyelipin sampah di semak-semak agar nggak menenteng plastik bekas cilok di sepanjang jalan. Hehe tidak untuk ditiru ya teman-teman. Untuk Tarif masuk Kebun Raya Bogor yaitu Rp 15.000 per orang. Di depan pintu masuk terdapat spanduk berukuran cukup besar berisi ketentuan jika kita ketahuan lepas masker oleh petugas akan dikenai denda sebesar Rp. 250.000. Waw, pandemi ini merepotkan ya. Tapi yang terjadi di dalam tentu kalian tahu sendiri kalau peraturan dibuat untuk dilanggar hehe. Masuk kebun raya waktu itu langsung disuguhi pemandangan yang hijau-hijau menyegarkan mata dan beberapa bunga nan cantik, yang aku nggak tau bunga apaan hehe. Seger banget. Mungkin kalau langit cerah waktu itu kita bisa lihat gunung juga sebagai background.
Bagian terbaik dari liburan kali ini menurutku adalah bisa duduk bahkan tiduran di atas rumput hijau sambil makan snack dan lari-larian main gelembung sabun hehe. Langit pun mendukung kami belama-lama disana, berawan, sehingga kami tidak langsung menghadap matahari yang terik. Fun fact, Kebun Raya Bogor ini adalah tempat dimana masku dan mbakku pertama bertemu, jadi aku disini sukses menjadi saksi mereka bernostalgia hehe kasarannya menjadi nyamuk -_-
 |
Masuk kebun raya *maaf fotonya nggak proper, cuma punya ini wkwk
|
 |
this is nostagic pict, they said
|
 |
tutup mata karena silau banget, maafkan cokornya masku wkwk
|
Setelah dirasa puas tiduran di rumput, kami segera menuju tempat penyewaan sepeda karena Kebun Raya Bogor ini akan cukup melelahkan jika dijelajahi dengan jalan kaki. Tarif sepeda yaitu Rp 25.000 per jam, untuk suttle bus Rp 25.000 per hari tapi per orang, untuk golf car sendiri Rp 250.000 per jam. Memilih sarana sepeda menurutku pilihan yang tepat karena ya kapan lagi sih sepedaan disuguhi pemandangan kanan kiri pepohonan yang gede-gede dan rindang, seru pokoknya. Tapi ada yang salah dengan rute kami bersepeda. Karena pada awal kami mulai bersepeda jalan cenderung turunan, kami nggak perlu mengayuh terlalu banyak dan sepeda kami melaju kencang, jadi asik banget. Dan saat rute kami pulang? Iya, kami turun dari sepeda untuk menuntun sepeda kami karena nggak sanggup menggenjot lagi, jalannya nanjak pol :( Bener-bener nafas naik turun, keringat bercucuran, dengkul goyah sodara-sodarah. Tapi tetep seru, sekalian olahraga hehe. Ditengah-tengah bersepeda kami juga nyempetin berhenti untuk foto-foto tentunya.





Buat aku yang suka banget liat pohon gede-gede, this is a nice place! Masih seger juga udaranya, betaaaaah. Sampe-sampe aku bisa buang air besar di toilet Kebun Raya Bogor hahaha masih gitu nggak sih tolok ukur betah atau tidaknya seseorang di suatu tempat? bisa be-a-be di tempat itu. Tapi menurutku toilet kebun raya bersih dan terawat, jadi ya nyaman aja hehe. Kebun Raya Bogor cocok jadi destinasi wisata untuk yang belum pernah ke Kebun Raya Bogor haha apaansih Ri. Ya intinya kalo kalian pengen tempat yang adem, bisa piknikan di atas rumput ini tempat yang cocok. Apalagi kalo sudah berkeluarga dan punya anak usia TK untuk pengenalan macam-macam tumbuhan.
Setelah kelar keliling kebun raya, yang menurutku nggak semuanya kita kelilingi soalnya emang luas banget tempatnya, kami lanjut makan. Jauh-jauh ke Bogor kita makan di Richeese yang sebenernya di Cikarang aja ada, namanya juga nostalgia aku ngikut-ngikut aja sama mas dan mbakku. Tapi Richeese di sini tempatnya sedikit beda temen-temen, kita disuguhi pemandangan Gunung Salak yang gagah, keren sebenernya kalo langitnya nggak mendung.

Anyway, ini adalah main pertamaku selama pandemi ini berlangsung, seingetku ya. Kayaknya aku emang nggak main kemana-mana yang jauh. Main sama temen gitu masih lanjut sih, ke Mall, keluar bareng sama temen masih di sekitaran Bekasi. Cuma aku udah menghindari makan bareng yang lesehan gitu, maksudku kumpul di kontrakan teman terus liwetan, nasi ditaruh di bawah pake daun pisang sekalian lauknya terus makannya bareng-bareng pake tangan. Itu enak banget sih emang, kebersamaannya kerasa banget, cuma kalo dilakukan pas pandemi gini, it's a big no. Aku miris sih liat beberapa teman update status WhatsApp kayak gitu. Penyebaran virus ini kan lewat droplets alias ludah yang nyiprat kalo kayak gitu cara makan bersamanya waw ini resikonya ngeri sekali, bener-bener langsung. Bukan maksud apa-apa ya temen-temen. Kalo emang nggak ada kepentingan main dan kira-kira main di tempat yang
cukup banyak orang dan sirkulasi udaranya buruk disitu, mending di rumah
aja. Pasti bosen sih huhu. Aku juga sempet pulang kampung beberapa waktu lalu dan
ya sangat prosedural harus rapid test dulu. Pinter-pinter jaga diri kita ya karena semua orang bisa kena dan ya kita nggak bisa nyalahin orangnya kalo sampe dia bisa kena karena virus ini emang udah dimana-mana. Tetep lakukan 3 M dan patuhi protokol kesehatan dimanapun kalian berada ya. Duh udah kayak apa ajadeh hehe tapi aku berharapnya siapapun yang baca ini selalu diberi kesehatan dan dalam lindungan Tuhan, aaminn. Love you all <3
Komentar