Langsung ke konten utama

Pengangguran Thought

     Selamat menempuh hidup baru! Woy sapa yang nikah wooooyy <~ Sebuah kalimat pembuka yang aneh-,- Di postingan kali ini aku mau menceritakan makna hidup dari angle seorang pengangguran. Nggak ada menarik-menariknya sih hahaha. Ya semacam random thought gitu. (kapan postingan di blog ini tidak random!)
      Btw, banyak postingan dalam blog ini yang aku draft-kan kembali. Malah lebih banyak postingan yang di draft daripada yang dipublish. Kenapa? Karena aku pengen blog ini bisa dibaca khalayak ramai, yaaaa walaupun nggak ada yang baca juga sih ๐Ÿ˜… Tapi intinya, aku pengen mengurangi curhat di socmed. Kaya cerita sedih waktu Mamak berpulang. Aku nggak pengen, waktu ada orang baca blog ku ( kalo ada :v) mendapati aku bersedih hati, gundah gulana, bermuram durja kemudian dikenang menjadi orang yang sedih. Emang sedih, hancur kayak sky is falling tapi aku memilih untuk tidak menampakkannya dan berlarut-larut. Yaaa pokoknya taunya yang hepi-hepi aja yaa.
      Well, kembali ke judul. Aku nganggur dari akhir September. Terhitung dua bulan lebih menikmati hidup dengan aturan sendiri. Terbebas dari aturan PT yang ampuuuundah. Sometimes I felt that I am not a human anymore but kind of robot. Kerja berdiri, berangkat pagi pulang malem, berangkat malem pulang pagi. Sampe kalo lagi shift 1 nggak pernah lihat matahari dalam seminggu, sama sekali. Sedihnya lagi pas Bulan Ramadhan, ketika banyak orang berbondong pergi tarweh, kamu malah berangkat kerja. Sedih. Tekanan dari atasan yang bikin gundulmu kemut-kemut. Belum lagi tekanan dari sendiri yang ngiri sama temen sebayamu yang sibuk kuliah, nongkrong di kafe sama temen-temen sebayanya, ketawa-ketiwi trus bikin instastory, ngobrol nyambung soalnya seumuran. Sedangkan kamu malah sibuk nyari duit dan ngobrolnya selalu sama yang lebih tua yang mereka excited cerita sekarang anaknya udah bisa apa. Then, kamu tersingkir tersingkir tersingkir dari teman sebayamu. Jauh dari keluarga, di kota orang. Sometime I felt I was in the worst time of my life. Tapi sengeluh-ngeluhnya aku, aku menyadari posisiku banyak nyang memperebutkan. Banyak orang di luar sana yang nyari kerja agar bisa di posisiku. Then, aku selalu bersyukur.
        Some people says, "kalo tau banyak ruginya gitu ngapain dilanjutin? kok betah? Nyari duit itu nggak usah ngoyo keleuuss" Come on, we are'nt in the same position. Never ever ever judge other people condition and feeling. No one will understand. Kalo kamu tidak di posisi yang sama dan nggak pernah ngerasain jadi tulang punggung keluarga, kamu nggak akan paham. Kalo kamu udah "gede" nanti kamu bakal paham. Bakal banyak yang harus kamu relakan agar hidupmu berjalan. Waktu. Keluarga. Teman-teman. Mbok yakin. Ketika kamu mengambil sesuatu, ada yang harus kamu lepaskan juga.
         Everybody has priority. Different priority. Prioritasku keluarga. More than myself. Kalo keluargaku bahagia aku ngikut dah. Itu kalo akuuu, kamu pasti beda. Hidup itu punya angle. When you get matured, you will take twice or three times maybe more to understand people or problems. Intinya... nggak ada :v haha bercanda deng. Jadi, apa yang kita yakini benar itu belum tentu benar-benar benar (apasiih). Misalnya ada foto dengan latar sebuah bus, ada bapak-bapak tidur di kursi prioritas sedangkan ada ibu-ibu nggendong anak malah berdiri. Pasti bapak-bapak itu akan hujat netizen. Padahal kenyataanya ibu-ibu itu menolak saat ditawari dengan alasan ingin menidurkan anaknya yang rewel. Well, begitulah maksudnya hidup punya angle, menurut akuh.
      By the way on the way busway, kok jadi ngelantur ya haha. Padahal aku mau cerita kegiatan aku 2 bulan ini, tapi karena nganggur jadi nggak ada kegiatan, jadi nggak ada yang mau aku diceritain hahaha. Selama 2 bulan ini aku belajar masak dan lumayan udah bisa. Kadang enak kadang nggak itu udah biasa haha. Bapak sempet bilang " Wes iso nyaingi mamak ya, rasane wes iso podo, aku ra ngapusi." Dan aku berbunga-bunga. Aku menemukan teori selama bergelut di dapur, yaitu: keasinan itu tidak mutlak karena kebanyakan garam tapi kurang gula. Keren kan.
         Selain masak juga bantu ngurusin Gata, ponakanku yang umur 4 bulan. Bantu bikin nangis maksudnya ๐Ÿ˜† Nggak nyari kerja? Udah, udah perpanjang SKCK juga tapi setelah dipanggil tes wawancara nggak ada yang aku datangi. Dari 6 yang aku kirimi email, 5 perusahaan yang manggil untuk tes interview. Ada beberapa hal yang bikin ragu. Mulai dari jarak yang jauh terus ternyata sistem sif juga, dan lain-lain. Ada juga 1 perusahaan yang ternyata penipuan setelah aku selidiki di Internet. Bapak sampek bilang "wes ya rejekimu ki neng Cikarang" saking aku nggak nemu-nemu yang pas. Emang rencana balik lagi ke Cikarang setelah acara setahunnya Mamak bulan Februari 2018. Rencananya sambil nunggu sambil nyari kerja di Jogja dulu buat pemasukan. Tapi itu semua sebatas rencana ๐Ÿ˜…


        Now, here I am. Abis ngangkatin jemuran dan langsung dilipet. Seorang wanita berusia produktif yang cuma luntang lantung di rumah ngurusin jemuran. Menyedihkan bukan? Nggak semenyedihkan itu juga sih. I can do what I wanna do kayak jogging, ikut jamaah di masjid, nonton Spongebob, jam tidur tumpeh-tumpeh tapi.... nggak ada duit :"v Kata orang "money can't buy happiness" Mungkin dia salah kalik makeknya. Duit bisa bikin lo bahagia. Bisa sedekah dan bantu orang-orang di sekitar kamu itu juga bikin bahagia lho. Dan kamu butuh duit untuk itu. Kecuali bahagiamu bukan dari hal-hal kaya gitu. Hmmmm that's sooo trueee.
        Tetep semangat ya para pejuang milenial yang banyak godaannya seperti olshop ๐Ÿ˜…Ingat, kesuksesan orang lain bukan kegagalan kita. Percayalah kita punya jalan masing masing untuk sukses. Ketika kamu tidak mendengarkan omongan orang, kamu telah melewati 1 step menuju kesuksesan. Dah ya sampe sini aja ya, jemuran masih banyak yang harus dilipet nih ๐Ÿ˜… Have a great life, better life, Amiin !!! {}

Komentar