Hai friends :) Pada kesempatan ini aku mau cerita bahwa Allah itu bukannya nggak dengerin doa-doamu, tapi Dia punya rencana lain, tak terduga, dan tentunya lebih indah daripada yang kita buat hehe. Jadi gini.....
Dulu waktu UN SMP aku punya target nilai yang harus tercapai untuk masing-masing mata pelajaran, itupun tergantung kesanggupanku sama buat motivasi belajar aja sih. Dan alhamdulillah waktu itu kesampaian semua hehe. Naaaa untuk UN tingkat SMA akupun melakukan hal yang sama. Disamping belajar giat dan meminta doa dari orangtua, banyak ritual yang aku lakukan yaitu dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dari sholat tahajud, sholat duha, puasa sunah senin kamis, terus yang biasanya sholat sendiri di rumah jadi rajin pergi ke masjid. Banyak yang bilang "alaaaahhh sholat sunah pas deket ujian doang, nyenin-kamis pas deket ulangan doang". Nggak salah kalik gaiiiisssss. Yang ngasih kemudahan sama kelancaran waktu ujian kalo nggak Yang Di Atas siapa coba gue tanyak? Dari pada aku milih jalan pintas ke dukun atau nggak cari bocoran UN, itu baru salah. Yaaaa tapi setiap orang punya cara sendiri-sendiri biar targetnya bisa kesampaian.
UN tingkat SMA waktu itu berbeda, sekolahku menyelenggarakan UN Online. Jadi untuk input jawabannya pake klik-klik gitu. Enggak usah 'nyetip' sama ngraut pensil. Tapi untuk TryOut-nya masih manual. Pernah waktu itu aku dapet nilai 1.5 untuk mapel Matematika gara-gara salah ngebuletin jurusan. Yang harusnya matematika teknik malah matematika akutansi pariwisata hehe ya otomatis nggak sinc lah kuncinya, mana hasilnya ditempel di papan sekolah yang semua orang bisa lihat hoho. Saat itu aku shock sekali, tapi biar jadi pengalaman selanjutnya buat lebih hati-hati lagi. Mendekati hari UN Online diadakan semacam latihan dulu, biar tau medan. Untukku sama temen-temen jurusan komputer dan informatika tentunya nggak asinglah ngoperasiinnya, tapiiiiii tetep aja negative thinking. Takut kalau-kalau salah pencet, komputernya tiba-tiba nge-hang, mati listrik atau tiba-tiba muncul cacing besar alaska #spongebobsyndrome *harapmaklum. Lebih parahnya jurusanku waktu itu kebagian jadwal di kloter terakhir yaitu pukul 14.00-16.00 WIB. Bayangpun, jam ngantuk-ngantuknya, laper-lapernya harus ngerjain di depan layar monitor dengan hal yang hasilnya bakal ditulis di ijazah. Superduper uwaow.
Cobaan terjadi lagi saat hari pertama UN Online. Sekitar pukul satu siang hujan lebat dan nggak berhenti-berhenti. Aku yang saat itu manja pokoknya UN harus antar jemput, kehujanan waktu berangkat. Basah. Ngecepes. Sampek sekolah aku meres kaos kaki haha. Masuk ruangan ber-AC pula habis itu. Masih inget waktu itu Pak Radi keliling buat nawarin siapa yang butuh minyak kayu putih hoho. Waktu pulang, empat pengawas yang aku salamin bilang "kok tangannya dingin sekali?" "Saya nggak cocok sama UN Online soalnya buk" mau tak jawab kayak gitu tapi nggak jadi, yakalik-_- Ada kejadian lucu juga waktu berangkat ujian dianterin Masku. Jadi sebelum berangkat aku dibeliin coklat dulu nih, dan coklatnya aku makan di jalan. Aku duduknya nyamping karena pake rok panjang. Lagi asik-asiknya makan coklat tiba-tiba kok tasku kayak ditarik, terus makin lama kok makin kenceng, aku ketarik. Udah deh, abis itu kakiku ada dideket pundaknya masku. Kebayang kan bentuk sama posisiku gimana>.< aku teriak "Mas Ryan!" masku nengok terus reflek ngempit kakiku yang udah di depan mukanya pakek tangannya sambil nahan motor biar nggak jatuh. Di posisi yang udah miring 45 derajat aku nengok ada bapak-bapak yang hampir jatuh juga, ternyata tadi tasku nyangkut di sepion motornya. Entah gimana juga kok bisa nyangkut. Anehnya bapak itu malah senyum-senyum dan langsung nge-gas pergi. Aku yang masih shock terus nglanjutin perjalanan ke sekolah dan ngelanjutin makan coklat tentunya. Nggak lama masku tanya "Koe mau ngopo e ya?" "Embuh haha!" jawabku. Setengah perjalanan ke STM setelahnya kami habiskan dengan ketawa yang tak ter-ampet-kan hahaha. Sampek di sekolah aku inget sebelum masuk ruang ujian aku cerita ke Dias, "Yas, Aku mau njempalik."
15 Mei 2015. Hari pengumuman Ujian Nasional. Seluruh siswa kelas 3 dikumpulin di balairung. Dengan hati yang dagdigdugduarrrr hasilnya diumumin per jurusan. Yang lulus berapa dari sekian orang yang ikut ujian. Dan ternyata ada yang nggak lulus, yaitu satu orang dari jurusan gambar bangunan. Maklumlah STM, gimana kok bisa sampek nggak lulus itu kenapa. Dengan bersyukurnya jurusanku lulus 100% dan kami satu-satunya jurusan yang utuh dari awal sampai akhir. 36 orang terus selama 3 tahun. Tapi aku belum lega 100% karena belum lihat hasilnyanya. Nilainya di tempel di papan dan memaksaku menembus kerumunan anak-anak yang kepo sama hasil perjuangannya. Seperti yang aku ceritakan di awal tadi kalau aku punya target disetiap mapelnya. Dan waktu aku lihat hasilnya, jengjengggg....Krek </3 patah hati. Nggak ada yang nyentuh target. Rinkingku juga nggak tiga besar di kelas. "Yahhhh, nggak bisa ngajak bapak mamak wisuda kalau gini" batinku. Karena sebelumnya aku bilang sama bapak, pokoknya doi harus berangkat sama mamak kalo aku tiga besar di kelas. Soalnya sebelumnya bapakku malah nyuruh Mas Ryan yang berangkat wisuda. Bapak emang males-malesan kalau ada acara formal-formal gitu. Di situ baru aku mikir, targetku dapet nilai 9 ke atas untuk setiap mapel ketinggian kali ya *emang *gilakalik. Yaudahlah dapet nilai 9 di dua mapel dan sisanya 8 koma nggakpapa deh.
25 Mei 2015. Gladi resik wisuda purna siswa SMK Negeri 3 Yogyakarta di gedung multipurpose UIN Sunan Kalijaga. Dengan malas aku hadiri acara itu karena dulu pernah ikut gladi resik wisuda tahun lalu sebagai tim paduan suara. Datang gladi resik hanya untuk memastikan : aku besok duduk dimana. Setelah masuk gedung aku mencari kursiku. "Weh! Nomor urutku raenek!" aku panik. Aku tidak menemukan nomor urutku diantara kursi-kursi temanku. Nggak lama kemudian ada suara dari depan, masih inget itu suara Andy yang bilang "Kamu di depan Ri, kamu ikut 3 besar." Uwaaaa aku shock. Ha? Omaigattt. Kok bisa? Dengan masih nggak percayanya aku menemukan kursi bertuliskan [ Ria Romadhona XII KJ /26 ] di deretan depan panggung diantara 2 temanku lainya: Jethra sama Mamat. Mata berkaca-kaca karena masih nggak percaya, merinding dan gemeter bisa duduk di depan. Dengan degdegan nggak karuan aku ketik sms ke bapak: "Bapak aku melu 3 besar, mamak sesuk kudu melu." dan tidak di balas.
26 Mei 2015. Hari wisuda purna siswa SMK Negeri 3 Yogyakarta. "Alhamdulillah aku berhasil. aku berhasil membawa mereka ke gedung ini." batinku. Kalimat syukur berulang kali aku ucapakan melihat mereka, pematik semangatku, bapak dan mamak, memakai baju batik couplenya memasuki gedung UIN Sunan Kalijaga. Ya Allah terimakasih rencanamu luar biasa. Aku yang patah harapan dengan nilai UNku yang nggak target dan nggak ringking dapat duduk di deretan depan karena ternyata peringkat berdasarkan rata-rata nilai rapor dan UN karena kelulusan tidak mutlak dari nilai UN saja untuk tahun ini. RencanaMu indah yaAllah, diluar apa yang aku pikirkan, tak terduga, luar biasa. Aaaaa ini baru happy ending, terimakasih ya Rabb :') Semoga mereka bangga nama anaknya di panggil menjadi salah satu wisudawati terbaik. Dan semoga aku masih terus bisa mengukir dan menjaga senyum mereka :)
Diantara mereka, pemantik semangatku |
Komentar